Rabu, 02 Maret 2011

tulisan

KIAT KIAT BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
Di perguruan tinggi kita sebagai mahasiswa di tuntut untuk bertanggung jawab dan mandiri. Di perguruan tinggi mahasiswa harus bias dewasa dan aktif dalam perkuliahan. Karena kita harus mencari – cari dosen bila tugas atau nilai kita masih kurang. Perkuliahan sangat jauh berbeda dengan sekolah. Kita sebagai mahasiswa harus siap dengan tugas – tugas di tiap harinya. Diperkuliahan dosen tidak akan menyuruh kita untuk mencatat, tapi kita lah yang harus punya inisiatif untuk mencatat pa yang sudah dosen berikan.
Beberapa tips tentang kiat belajar di perguruan tinggi:
1.      Masuk kuliah tepat waktu. Masuk ruangan kuliah lima menit sebelum dosen dating, dan masuk lebih awal akan lebih baik dari pada masuk terlambat. Mahasiswa yang lebih dulu masuk ruangan dapat mempersiapkan diri untuk menerima materi kuliah yang akan di berikan oleh dosen, sebaliknya, mahasiswa yang datang terlambat akan mendapatkan kerugian. Tidak hanya tertinggal mencatat bahan kuliah, tapisukar untuk mengerti pokok bahasan apa yang telah disampaikan dan di jelaskan oleh dosen.
2.      Duduk di kursi depan.  mahasiswa yang duduk di depan tentu lebih jelas mendengar apa yang di jelaskan oleh dosen. Sedangkan mahasiswa yang duduk di belakang tidak begitu jelas mendengar penjelasan dosen. Duduk di kursi depan dapat membantu menambah konsentrasi dan dapat memperkecil berbagai gangguan yang tidak di inginkan. Lain halnya bagi mahasiswa yang duduk di belakang, mereka tentu merasakan kurang mendengar suara dosen. untuk menerima gangguan lebih besar kemungkinannya.
3.      Bertanya jika ada yang kurang dimengerti. Jangan malu untuk bertanya apabila kita mengalami kesulitan dalam pelajaran. Kita dapat bertanya kepada dosen atau teman kita yang sudah paham dan mengerti tentang pelajaran tersebut. Jangan menumpuk pertanyaan-pertanyaan kita karna apabial dasarny kita sudah tidak bisa akan sulit untuk mengikuti materi-materi seterusnya.
4.       Selesaikan tugas tepat waktu. Kerjakanlah tugas hari itu juga, jangan di tunda – tunda.karena pasti setiap hari kita akan mendapat tugas dari dosen. tugas yang menumpuk akan membuat kita kesulitan untuk menyelesaikannya.



MAKNA KATA “SUKSES”
Kata sukses itu mempunyai arti yang berbeda bagi stiap orang. John C, Maxwell dalam bukunya “The Success Journey” menyatakan bahwa sukses sejati bukanlah sesuatu yang bisa kita capai atau peroleh. Menurutnya sukses itu sebenarnya suatu perjalanan yang harus kita tempuh sepanjang hidup. Jadi sukses menurut saya adalah perjalanan kedalam diri kita yang paling dalam, apabila kita telah mencapai tujuan hidup yang kita cita – citakan, dan semua yang kita kerjakan dapat berguna bagi semua orang.

YANG AKAN DI KERJAKAN SETELAH LULUS KULIAH
Setiap mahasiswa pasti menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang di ambil saat kuliah dan bekerja di perusahaan yang bagus setelah lulus kuliah nanti. Kenapa kita di tuntut untuk bekerja setelah lulus kuliah nanti? Karena Perubahan dunia yang begitu cepat, persaingan dunia usaha yang begitu ketat, dan peningkatan biaya hidup, berdampak luar biasa kepada para pekerja ; bagi dirinya, keluarga, dan perusahaannya. Dan hanya kita yang bisa menentukan. Hidup untuk kerja atau kerja untuk hidup. Sedemikian besar persaingan antara dunia akademis dan dunia praktisi di Indonesia. Telah banyak usaha yg dilakukan untuk memperkecil jurang pemisah tersebut. Namun, data statistik menunjukkan jumlah pengangguran intelektual di Indonesia kian bertambah antara lain akibat kurang persiapan para sarjana menghadapi dunia kerja. Untuk mengetahui akan jadi apanya setelah lulus kuliah nanti, kita harus mengenali diri kita sendiri untuk mengetahui potensi - potensi apa yang ada di dalam diri kita. Globalisasi membawa banyak perubahan, termasuk jatuh bangunnya sebuah usaha, perusahaan, proses kerja, dan karier. Tidak jaminan bagi perusahaan untuk esok hari masih sukses. Dengan demikian, tak ada pula jaminan pekerjaan seseorang untuk tetap ada. Dan kenyataan ini mengubah karakteristik seseorang dalam bekerja setelah lulus nanti

ARTI SARJANA MEMBUMI
seorang sarjana yang sudah selesai menyelesaikan kuliahnya dan lulus dengan hasil yang memuaskan dan  terjun langsung kedalam dunia masyarakat . Makin banyak mahasiswa dan lulusan sarjana, makin sempit mendapatkan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, kita harus menggali potensi kita.

teori organisasi

TEORI ORGANISASI KLASIK
Konsep – konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep – konsep ini sekarang di kenal sebagai teori klasik (classical theory) atau kadang – kadang disebut juga teori traditional. Dampak teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai contoh, organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak bagian lain dari teori klasik telah ada ribuan tahun yang lalu, seperti yang dikenal dalam kerajaan Mesir, China, dan kekaisaran Romawi. Gereja Katolik Roma telah menggunakan teori klasik hamper dua ribu tahun lamanya. Jadi, konsep – konsep klasik dan penerapannya berkembang di banyak Negara dan dalam waktu yang sudah cukup lama.
                Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas – tugasnya terspesialisasi. Teori klasik memberikan petunjuk “mekanistik” structural yang kaku, bukan kreativitas.
                Teori klasik berkembang dalam tiga aliran, yaitu birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan – anggapan yang sama. Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi. Sedangkan teori administrasi dan manajemen ilmiah di kembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah member tekanan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja.
                Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan, tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi dan factor – factor lain yang terjadi bila orang – orang bekerja bersama.
TEORI BIROKRASI
                Teori ini di kemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula – mula berasal dari kata legal – rasional. Weber berpendapat bahwa masyarakat perlu membentuk organisasi “baru” yang lain dari organisasi traditional. Model organisasi “baru” ini (birokratik) mempunyai karakteristik – karakteristik structural tertentu yang dapat diketemukan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik – karakteristik birokrasi sebagai berikut:
1.       Pembagian kerja yang jelas. Pembagian kerja atau spesialisasi hendaknya sesuai dengan kemampuan teknisnya.
2.       Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik. Sentralisasi kekuasaan berdasarkan suatu hirarki, di mana ada pemisah yang jelas antara tingkat – tingkat bawahan dan atasan, agar koordinasi terjamin.
3.       Program rasional dakam pencapaian tujuan organisasi. Seleksi dan promosi bagi personalia organisasi didasarkan atas kecakapan teknis, dan pendidikan latihan serta persyaratan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan pelaksanaan tugas.
4.       System prosedur bagi penanganan situasi kerja. Perlu adanya catatan tertulis demi kontinuitas, keseragaman (uniforminitas), dan untuk maksud – maksud transaksi.
5.       System aturan yang mencakup hak – hak dan kewajiban – kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6.       Hubungan – hubungan antar pribadi yang besifat “impersonal”. Ada pemisahan antara masalah – masalah pribadi dengan persoalan – persoalan resmi (formal) organisasi.

Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan stuktur dalam organisasi. Unsur  – unsur  birokrasi masih banyak diketemukan di organisasi – organisasi modern yang lebih kompleks dari pada hubungan “face to face” yang sederhana.
TEORI ADMINISTRASI
                Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Seperti teori klasik lainnya, teori administrasi juga berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar di kembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan reiley di Amerika.
Henri Fayol
                Henri Fayol (1841 – 1925), seorang industrialis dari Perancis, pada tahun 1916 telah menulis masalah – maslah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrialle et Generale ( Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan – kegiatan industrial dapat di bagi menjadi 6 kelompok:
1.       Kegiatan – kegiatan teknikal (produksi, manufacturing, adaptasi).
2.       Kegiatan – kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran).
3.       Kegiatan – kegiatan financial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal).
4.       Kegiatan – kegiatan keamanan (perlindungan trhadap kekayaan dan personalia organisasi).
5.       Kegiatan – kegiatan akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan rugi – laba, statistic).
6.       Kegiatan – kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian pemerintah, pengkoordinasian dan pengawasan).
Disamping itu Fayol merinci fungsi – fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen – elemen” manajemen – perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling).
URWICK DAN GULICK : MOONEY DAN REILLY
                Selama tahun 1920-an dan 1930-an, sejumlah teoritis lain terutama yang terlibat dalam praktek – praktek manajemen dan konsultasi mengemukakan pandangan – pandangan mereka atas dasar konsep – konsep yang dinyatakan oleh Fayol. Dua di antaranya, Luther Gulick dan Lyndall Urwick, menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip –prinsip Fayol,  yang tercermin dalam dua makalahnya  A Technical Problem dan The Function of Administratio.
                Di Amerika Serikat, James D. Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka , ”Onward Industry”  dimana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mooney dan Reilly menyebut koordinasi sebagai factor terpenting dalam perencanaan organisasi maupun bangun teori yang mereka kemukakan. Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi – organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah:
1.       Prinsip koordinasi. Organisasi berjalan bila orang – orang sebagai anggota mengkombinasikan usaha – usaha mereka untuk suatu tujuan tertentu. Asas dasar prinsip ini, usaha – usaha tersebut harus dikoordinasikan agar tujuan bersama tercapai.
2.       Prinsip scalar. Prinsip scalar kadang disebut hirarkis. Berarti bahwa pembagian tugas atau kerja di lakukan atas dasar derajat wewenang dan hubungan tanggung jawab.
3.       Prinsip fungsional. Istilah fungsionalisme dalam hal ini berarti pembedaan di anatara macam – macam tugas.


MANAJEMEN ILMIAH
                Bagian ketiga dari manajemen klasik adalah manajemen ilmiah (scientific management). Manajemen ilmiah yang mulai dikembangkan pada tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor, telah di pergunakan cukup luas.
                F.W. Taylor menuangkan gagasan – gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu Shop Management. The Principles of Scientific Management, dan Testi mony Before the Special House Committee. Yang ditulisnya sekitar tahun 1900-an. Sebagai hasilnya dia mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
1.       Menggantikan metoda – metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang di kembangkan atas dasar illmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2.       Mengadakan seleksi, latihan – latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik – baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3.       Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesmpatan untuk mencapai tingkatupah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4.       Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
Taylor, seperti ahli klasik lainnya, juga menyatakan bahwa efisiensi terbesar dapat dicapai dengan pembagian kerja atau spesialisasi.







TEORI KLASIK: ANATOMI ORGANISASI FORMAL
DEFINISI ORGANISASI FORMAL
                Tiga unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur – literature manajemen adalah:
1.       System kegiatan yang terkoordinasi. Organisasi dalam kenyataannya, selalu terdiri dari bagian – bagian dan hubungan – hubungan. Bagian – bagian organisasi merupakan kegiatan atau fungsi yang dilaksanakan dan saling berhubungan.
2.       Kelompok orang. Dibutuhkan adanya sekelompok orang yang melaksanakan kegiatan – kegiatan organisasi.
3.       Kerjasama untuk mencapai tujuan. Organisasi tersusun atas dasar hubungan atasan dan bawahan. Sehingga kekuasaan adalah suatu unsur organisasi formal yang harus ada. Kepemimpinan mencerminkan kualitas orang yang tepat dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan.

Organisasi formal adalah system kegiatan yang tekoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Dasar – dasar organisasi menurut teori klasik
                Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” (unity of action) itu mungkin terjadi. Kondisi – kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Kekuasaan. Bisa  demokratis atau otokratis, hal ini bisa disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi.
2.       Saling melayani. Yang merupakan legitimasi social pada organisasi. Setiap organisasi itu ada dan diakui oleh masyarakat umum atau masyarakat informal, karena pelayanan terhadap kepentingan – kepentingan social. Jadi, organisasi timbul karena masyarakat merasakan manfaat positif dari adanya organisasi tersebut.
3.       Doktrin. Dalam arti yang sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi. Oleh karena itu, kebijaksanaan, prosedur, peranan, dan peraturan – peraturan organisasi harus didasarkan pada doktrin organisasi.
4.       Disiplin. Diartikan sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri. Disiplin ini sangat di perlukan agar organisasi dapat diarahkan, dapat dipercaya, dan mendapat dukungan dari orang – orang yang berpartisipasi di dalamnya. Disiplin dapat di turunkan dari hal yang negative yaitu paksaan ,atau positif yaitu dari kesadaran tanggung jawab individu terhadap tujuan organisasi.

Dasar- dasar ini dapat di terapkan untuk merancang struktur dan bentuk organisasi.
Tiang dasar teori organisasi formal adalah :
1.       Pembagian kerja
2.       Proses scalar dan fungsional, proses pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi
3.       Struktur, hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi.
4.       Rentang kendali (span of control)



Teori Organisasi Neoklasik
                Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak  hal memperluas teori klasik. Teori Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
                Perkembangan Teori Neoklasik
                Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
                Hugo Munsterberg
                Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
                Percobaan-percobaan Hawthone
                Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
                Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
                Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen poko dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
                Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1.       Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2.       Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3.       Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4.       Masalah-masalah khusus,

Teori Organisasi Modern
                Aliran besar  ketiga dalam teori organisasi dam manajemen adalah teori modern atau disebut juga analisa system pada organisasi. Teori modern melihat semua unsure sebagai satu kesatuan. Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan erat dengan lingkungan yang stabil tetapi organisasi adalah suatusistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
                Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
                Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950. Teori modern dengan tekanan pada perpaduan (synthesis) dan perancangan (design), menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
                Teori modern bias disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh sruktur.
                Teori modern menyebutkan bahwa kerj suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multi variable, dan probabilistic. Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsure ,yaitu :
1.       Unsure struktur yang bersifat makro
2.       Unsure proses yang juga bersifat makro
3.       Unsure perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro.
Ketiga unsure ditas saling kait-mengait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.
               
Teori Sistem Umum
                Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titk awal.
                Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1.       Struktur static
2.       Sistem dinamik sederhana
3.       Sistem sibernetik
4.       System terbuka
5.       System genetika social
6.       System hewani
7.       System manusiawi
8.       System social
9.       System transdental
Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.
                Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem 
                Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
                Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system.
                Bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.
1.     Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
2.     Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
3.     Organisasi informal.
4.     Struktur status dan peranan.
5.     Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.
Proses-proses hubungan dalam system.
                Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
1.       komunikasi ,
2.       berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
3.       pengambilan keputusan.
                Tujuan-tujuan organisasi
                Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut adalah pertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli sejalan dengan pengembangan teori system umum.
               


Pendekatan - Pendekatan Manajemen
Pendekatan Proses
                Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah 1) kesatuan perintah, 2) persamaan wewenang dan tanggung jawab, 3) rentang kendali yang terbatas, dan 4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.
Pendekatan Keperilakuan
                Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para karyawan secara individual dan kelompok kerja.
Pendekatan Kuantitaif
                Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitaif.
                Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode kuantitaif untuk memperoleh hasil optimum.
Pendekatan Sistem
                Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai masukan yang menghasilkan keluaran
Pendekatan Contingency (Situasional)
                Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.